MAKALAH
Pendidikan Islam di Indonesia
Disusun Oleh :
SOENOKO, S.KOM
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim. kepribadian yg memiliki nilai-nilai agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dgn nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yg bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yg bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan adl mewujudkan tujuan ajaran Allah (Djamaluddin 1999: 9).
Menurut Hasan Langgulung yg dikutip oleh Djamaluddin (1999) Pendidikan Islam ialah pendidikan yg memiliki empat macam fungsi yaitu :
- Menyiapkan generasi muda utk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yg akan datang. Peranan ini berkaitan erat dgn kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
- Memindahkan ilmu pengetahuan yg bersangkutan dgn peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
- Memindahkan nilai-nilai yg bertujuan utk memilihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yg menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.
- Mendidik anak agar beramal di dunia ini utk memetik hasil di akhirat.
An-Naquib Al-Atas yg dikutip oleh Ali mengatakan pendidikan Islam ialah usaha yg dialakukan pendidik terhadap anak didik utk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yg benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan yg tepat di dalam tatanan wujud dan keberadaan (1999: 10 ).
Adapun Mukhtar Bukhari yg dikutip oleh Halim Soebahar mengatakan pendidikan Ialam adl seganap kegiatan yg dilakukan seseorang atau suatu lembaga utk menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri sejumlah siswa dan keseluruhan lembaga-lembaga pendidikan yg mendasarkan program pendidikan atau pandangan dan nilai-nilai Islam (2002: 12).
BAB II
PEMBAHASAN
A. MASA MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM
1. Situasi Perkembangan Islam Pada Umumnya
Sejarah telah mencatat bahwa semua agama samawi atau agama wad’i disiarkan dan dikembangkan oleh para pembawanya yang disebut sebagai utusan Tuhan oleh para pengikutnya. Mereka yakin bahwa kebenaran dari Tuhan harus disampaikan kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman hidup. Diantara agama-agama besar di dunia ini adalah Yahudi, Nasrani, Islam, Hindu dan Budha, tetapi yang paling luas dan paling banyak pengikutnya ialah Nasrani dan Islam. Hal tersebut, berhubungan dengan usaha penyiarannya oleh para pemeluknya.
Usaha penyiaran agama selalu menghadapi rintangan, hambatan, gangguan bahkan ancaman yang berat. Itulah sebabnya adakalanya penyiaran suatu agama berjalan dengan lancar, kadang-kadang tersendat-sendat dan kadang-kadang mengalami kemacetan walaupun tidak total. Pengembangan dan penyiaran agama Islam termasuk paling dinamis dan cepat dibandingkan dengan penyiaran agama lainnya. Hal tersebut diukur dari kurun waktu yang sepadan. Catatan sejarah telah membuktikan bahwa dalam waktu 23 tahun dari kelahirannya, Islam telah menjadi tuan di negerinya sendiri, yaitu jazirah Arabia.
Akselerasi dan dinamika penyebaran Islam tersebut disebabkan adanya faktor-faktor khusus yang dimiliki oleh Islam pada periode permulaannya. Faktor-faktor itu antara lain ialah :
1. Faktor ajaran Islam sendiri. Ajaran Islam, baik bidang akidah, syariah dan akhlaknya mudah dimengerti oleh semua lapisan masyarakat, dapat diamalkan secara luwes dan ringan, selalu memberikan jalan keluar dari kesulitan.
2. Faktor tempat kelahiran Islam, yaitu jazirah Arabia.
a. Jazirah Arabia lokasinya sangat strategis yaitu di tengah persimpangan antara benua-benua Afrika, Eropa, Asia bagian utara dan Asia bagian timur.
b. Arabia disebut jazirah (pulau) karena hampir seluruh tanahnya dikelilingi oleh perairan secara langsung, yaitu Laut Tengah, Laut Merah, Samudera India, Teluk Parsi (Teluk Arab) dan sungai besar yaitu Evrat dan Tigris.
c. Arabia terdiri dari daerah padang pasir dan gunung-gunung batu yang tandus.
d. Iklim jazirah Arabia pada umumnya panas dan kering. Pada waktu musim panas suhu udara di siang hari mencapai 500 C.
2. Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia
Sumber-sumber sejarah tentang Islamisasi di Nusantara ini sangat sedikit, dan menurut De Graaf, secara keseluruhan catatan-catatan sejarah tentang peng-Islaman didalam literatur dan tradisi melayu sulit dipercaya. Oleh karena itu, banyak hal yang sukar terpecahkan sehingga sejarah di Nusantara banyak yang bersifat perkiraan.
Sulit sekali menentukan kapan tepatnya Islam masuk ke Indonesia. Sampai sekarang belum ada bukti tertulis tentang hal tersebut. Namun, banyak teori yang memperkirakannya. Pada umumnya teori-teori tersebut dikaitkan dengan jalur pelayaran dan perdagangan antara Dunia Arab dengan Asia Timur.
Dalam buku sejarah pendidikan Islam karangan Dra. Zuhairini dkk disebutkan bahwa ada dua faktor utama yang menyebabkan Indonesia mudah dikenal oleh bangsa-bangsa lain, khususnya oleh bangsa-bangsa di Timur Tengah jauh sejak dahulu kala, yaitu :
1. Faktor letak geografisnya yang strategis. Indonesia berada di persimpangan jalan raya internasional dari jurusan Timur Tengah menuju Tiongkok, melalui lautan dan jalan menuju benua Amerika dan Australia.
2. Faktor kesuburan tanahnya yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup yang dibutuhkan oleh bangsa-bangsa yang lain, misalnya rempah-rempah.
Beberapa pendapat tentang permulaan Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut : Kedatangan Islam pertama di Indonesia tidak identik dengan berdirinya kerajaan Islam pertama di Indonesia, mengingat bahwa pembawa Islam ke Indonesia adalah para pedagang bukan misi tentara dan bukan pelarian politik. Mereka tidak berambisi mendirikan kerajaan Islam. Lagi pula pada zaman itu di Indonesia sudah ada kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang jumlahnya banyak dan berkekuatan besar. Jadi masa tenggang antara kedatangan orang Islam pertama di Indonesia dengan berdirinya kerajaan Islam pertama adalah sangat lama.
Orang Islam dari manakah yang pertama datang dan berdakwah Islam di Indonesia ? Dan pada abad berapa ?
Ada beberapa pendapat untuk menjawab pertanyaan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Yang datang pertama kali ialah mubaligh dari Persi (Iran), pada pertengahan abad 12 M. Alasannya, kerajaan Islam pertama di Indonesia bernama Pase (Pasai) berasal dari Parsi. Ditambah dengan kenyataan bahwa orang Islam Indonesia sangat menghormati keturunan Sayid atau Habib keturunan Hasan dan Husen, putera Ali bin Abi Talib.
2. Yang datang pertama kali ialah mubaligh dari India Barat, tanah Gujarat. Alasannya, ada persamaan bentuk nisan dan gelar nama dari mubaligh yang dianggap Belanda sebagai kuburan orang-orang Islam pertama di Indonesia.
Dua macam pendapat diatas dianggap lemah. Kelemahan pendapat pertama ialah : Kata Pase (Pasai) bukan berasal dari kata Persi, tetapi kata pasir karena di daerah tersebut bercampur dengan pasir. Orang Aceh menyebut pasir dengan ucapan Pase.
Pendapat kedua yang mengatakan bahwa mubaligh pertama berasal dari Gujarat tidak dapat dipastikan kebenarannya setelah ditemukan bukti-bukti baru yang lebih kuat yang menyatakan bahwa mubaligh pertama adalah orang-orang Arab.
Seminar masuknya agama Islam di Indonesia yang di selenggarakan di Medan pada tahun 1963 menyimpulkan sebagai berikut :
1. Menurut sumber bukti yang terbaru, Islam pertama kali datang di Indonesia pada abad ke 7 M/1 H, dibawa oleh pedagang dan mubaligh dari negeri Arab.
2. Daerah yang pertama dimasuki ialah pantai barat pulau Sumatera yaitu di daerah Baros, tempat kelahiran ulama besar bernama Hamzah Fansyuri. Adapun kerajaan Islam yang pertama ialah di Pasai.
3. Dalam proses peng-Islaman selanjutnya, orang-orang Islam bangsa Indonesia ikut aktif mengambil peranan, dan proses itu berjalan secara damai.
4. Kedatangan Islam di Indonesia ikut mencerdaskan rakyat dalam melawan penjajah dan memperkuat daya tahannya mempertahankan karakter tersebut selama dalam penjajahan barat dalam waktu 350 tahun.
B. PENDIDIKAN ISLAM DI MASA AWAL
Pendidikan merupakan salah satu perhatian sentral masyarakat Islam baik dalam negara mayoritas maupun minoritas. Dalam ajaran agama Islam, pendidikan mendapat posisi yang sangat penting dan tinggi. Karenanya, umat Islam selalu mempunyai perhatian yang tinggi terhadap pelaksanaan pendidikan untuk kepentingan masa depan umat Islam.
Sejak awal perkembangan Islam, pendidikan mendapat prioritas utama masyarakat muslim Indonesia. Disamping karena besarnya arti pendidikan, kepentingan Islamisasi mendorong umat Islam melaksanakan pengajaran Islam kendati dalam sistem yang sederhana, dimana pengajaran diberikan dengan sistem balaqah yang dilakukan di tempat-tempat ibadah semacam masjid, musalla, bahkan di rumah-rumah ulama. Kebutuhan terhadap pendidikan mendorong masyarakat Islam di Indonesia mengadopsi dan mentransfer lembaga keagamaan dan sosial yang sudah ada (indigeneous religious and social institution) ke dalam lembaga pendidikan Islam di Indonesia.
Menurut Manfred, pesantren berasal dari masa sebelum Islam serta mempunyai kesamaan dengan Budha dalam bentuk asrama. Karena sekarang dianggap pasti bahwa Islam telah masuk ke wilayah kepulauan di Asia Tenggara jauh lebih dini daripada perkiraan semula, yaitu sudah sejak pertengahan abad ke-9, tampaknya masuk akal, bahwa pendidikan agama yang melembaga berabad-abad berkembang secara paralel.
Mengenai arti kata pesantren, telah terjadi perbedaan pendapat di kalangan santri yang mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti tempat tinggal para santri. Sedangkan istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji. Menurut Robson, kata santri berasal dari bahasa Tamil “Santri” yang diartikan sebagai orang yang tinggal di sebuah rumah miskin atau bangunan keagamaan secara umum.
Pada abad ke-15 M, pesantren telah didirikan oleh para penyebar agama Islam, diantaranya Wali Songo. Untuk menyebarkan agama Islam, mereka mendirikan masjid dan asrama untuk santri-santri. Dalam Babad Tanah Djawi, dijelaskan bahwa di Ampel Denta, Sunan Ampel telah mendirikan lembaga pendidikan Islam sebagai tempat ngelmu atau ngaos pemuda Islam. Sunan Giri setelah ngelmu kepada Sunan Ampel mendirikan lembaga pendidikan Islam di Giri. Dengan semakin banyaknya lembaga pendidikan Islam pesantren didirikan, agama Islam semakin tersebar sehingga dapat dikatakan bahwa lembaga-lembaga ini merupakan anak panah penyebaran Islam di Jawa.
C. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KOLONIAL BELANDA
Pada mulanya kedatangan orang-orang Belanda ke Indonesia adalah untuk menjalin hubungan perdagangan dengan bangsa Indonesia. Sambil berdagang, Belanda berupaya menancapkan pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia. Lambat laun Belanda berhasil memperkuat penetrasinya di Nusantara. Belanda tidak hanya memonopoli perdagangan dengan bangsa Indonesia, namun satu demi satu Belanda berhasil menundukkan penguasa-penguasa lokal, kemudian merampas daerah-daerah tersebut kedalam kekuasaannya, selanjutnya berlangsunglah sistem penjajahan.
Pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia pada tahun 1619, yaitu ketika Jan Pieter Zoan Coen menduduki Jakarta. Kemudian Belanda, satu demi satu, memperluas jangkauan jajahannya dengan menjatuhkan penguasa di daerah-daerah. Kehadiran Belanda di Jawa tidak hanya mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia, tetapi juga menekan politik dan kehidupan keagamaan rakyat. Penetrasi Belanda menghancurkan elemen-elemen kehidupan perdagangan orang Jawa, kegiatan umat Islam dalam politik. Berikutnya, segala aktivitas umat Islam yang berkaitan dengan kehidupan keagamaan ditekan.
Pada pertengahan abad ke-19 pemerintah Belanda mulai menyelenggarakan pendidikan model barat yang diperuntukkan bagi orang-orang Belanda dan sekelompok kecil orang Indonesia (terutama kelompok berada). Sejak itu tersebar jenis pendidikan rakyat, yang berarti juga bagi umat Islam. Selanjutnya pemerintah memberlakukan politik Etis (Ethische Politik), yang mendirikan dan menyebarluaskan pendidikan rakyat sampai pedesaan.
Pendidikan kolonial Belanda sangat berbeda dengan sistem pendidikan Islam tradisional pada pengetahuan duniawi. Metode yang diterapkan jauh lebih maju dari sistem pendidikan tradisional. Adapun tujuan didirikannya sekolah bagi pribumi adalah untuk mempersiapkan pegawai-pegawai yang bekerja untuk Belanda. Jika begitu, pemerintah Belanda tidak mengakui para lulusan pendidikan tradisional. Mereka tidak bisa bekerja baik di pabrik maupun sebagai tenaga birokrat.
Kehadiran sekolah-sekolah pemerintah Belanda mendapat kecaman sengit dari kaum ulama. Kaum ulama dan golongan santri menganggap program pendidikan tersebut adalah alat penetrasi kebudayaan barat di tengah berkembangnya pesantren atau lembaga-lembaga pendidikan Islam.
D. PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM
Pada permulaan abad ke-20 masyarakat Islam Indonesia telah mengalami beberapa perubahan baik dalam bentuk kebangkitan agama, perubahan, maupun pencerahan. Banyak alasan yang dapat menjelaskan perubahan ini. Salah satunya adalah dorongan untuk melawan penjajahan bangsa Belanda. Tidak mungkin bangsa Indonesia harus mempertahankan segala aktivitas dengan cara tradisional untuk melawan kekuatan-kekuatan kolonialisme Belanda.
Seperti halnya umat Islam di negara-negara Timur Tengah, perlawanan terhadap kolonialisme telah mendorong umat Islam untuk mengadakan berbagai pembaharuan. Gerakan pembaharuan ini tidak mungkin berjalan bila tidak diikuti perubahan di bidang pendidikan. Dengan otomatis perubahan Islam berjalan seiring dengan perubahan pendidikan Islam. Fenomena ini berlaku di seluruh negara-negara Islam, termasuk Indonesia. Berbicara tentang pembaharuan pendidikan di Indonesia mengharuskan kita membahas gerakan-gerakan pembaharuan pendidikan baik oleh individu maupun organisasi-organisasi masyarakat Islam.
Pembaharuan pendidikan Islam di Minangkabau mulai dirintis oleh murid-murid Syekh Ahmad Khatib, ulama dari Minangkabau yang menetap dan mengajar di Mekkah. Setelah berguru kepada Syekh Ahmad Khatib dan sempat bersentuhan dengan gagasan-gagasan pembaharuan Islam di Timur Tengah. Khususnya Mesir, mereka pulang untuk melancarkan pembaruan Islam di sana, mereka tergerak untuk melancarkan pembaruan sosial Islam di tanah kelahiran mereka. Tidak terlepas dari bidikan gerakan pembaruan Islam, mereka juga mengadakan pembaruan pendidikan Islam. Seiring dengan perkembangan pembaruan sosial agama yang semakin ekspansif, mereka mendirikan sekolah-sekolah agama dengan model barat.
BAB III
PENUTUP
Pendidikan islam sebagaimana rumusan diatas menurut Abd Halim Subahar ( 1992 : 64) memiliki beberapa prinsip yg membedakan dgn pendidikan lain
Prinsip Pendidikan islam Indonesia antara lain :
- Prinsip tauhid
- Prinsip Integrasi
- Prinsip Keseimbangan
- Prinsip persamaan
- Prinsip pendidikan seumur hidup dan
- Prinsip keutamaan.
Sedangkan tujuan pendidikan islam Indonesia dapat dirumuskan sebagai berikut :
- Untuk membentuk akhlakul karimah.
- Membantu peserta didik dalam mengembangkan kognisi afeksi dan psikomotori guna memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai pedoman hidup sekaligus sebagai kontrol terhadap pola fikir pola laku dan sikap mental.
- Membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin dangan membentuk mereka menjadi manusia beriman bertaqwa berakhlak mulia memiliki pengetahuan dan keterampilan berkepribadian integratif mandiri dan menyadari sepenuh peranan dan tanggung jawab diri di muka bumi ini sebagai abdulloh dan kholifatulloh.
DAFTAR PUSTAKA
Sejarah Pendidikan Islam. Dra. Hanun Asrahah, M.Ag.
Sejarah Pendidikan Islam. Drs. H.A. Mustafa, Drs. Abdullah Aly. CV. Pustaka Setia. 1998.
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt., karena berkat rahmat, inayah dan izin-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw., beserta para sahabat, keluarga hingga pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya, kami menyadari bahwa makalah kami ini sangat jauh dari sempurna, baik dalam hal penulisan, isi, maupun kekurangan lainnya. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah di masa yang akan datang.
Sukabumi, Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. MASA MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM.......................... 3
1. Situasi Perkembangan Islam Pada Umumnya...................................... 3
2. Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.................................. 4
B. PENDIDIKAN ISLAM DI MASA AWAL............................................. 6
C. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KOLONIAL BELANDA........ 7
D. PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM............................................ 9
BAB III PENUTUP......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11