Berdakwah Lewat Tulisan
1. Pengertian
Berdakwah melalui tulisan merupakan bagian integral dari bidang kajian dakwah. Ia merupakan kajian atas salah satu unsure dakwah, yaitu media dakwah.
Media sendiri adalah sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan suatu maksud kepada yang dituju. Dalam hal ini, ukuran utama penggunannya adalah ke-efektifan dan keefisienan. Semakin efektif dan efisien suatu media, maka ia akan semakin dipertimbangkan orang untuk tidak dipilih. Jika pun terus-terusan dipilih, ada kemungkinan kegiatan yang memilihnya cenderung akan semakin ditinggalkan orang.
Demikian halnya dengan dakwah. Sebagai proses penyampaian dan penerapan pesan-pesan keislaman agar objek dakwah mau ber-Islam sesuai dengan yang diridhai Allah, maka dakwah senantiasa dinamis. Ia selalu mencari cara atau metode dan media yang lebih efektif untuk menyampaikan dakwah-dakwahnya kepada objek yang ditujunya. Kedinamisan itu terjadi ketika manusia yang menjadi objeknya dinamis serta cara dan alat komunikasi yang digunakan manusia pada setiap zamannya mengalami perkembangan zaman seiring dengan temuan mereka dalam bidang teknologi komunikasi tersebut.
Awalnya manusia berkomunikasi melalui lisan, kemudian dengan tulisan, audio, visual dan audio visual. Karena media tersebut semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan, maka penguasaan semua media tersebut untuk berdakwah menjadi penting adanya.
Salah satu diantara media tersebut adalah tulisan. Paling tidak, ia hadir untuk menjawab permasalahan, dapatkah dakwah disampaikan secara serempak dalam waktu yang relative bersamaan? Selain itu bagaimana pula agar pesan dakwah tidak mudah lekang dan dapat dikaji ulang? Bagaimana pula agar mad’u yang tidak sempatt mengikuti pengajian karena sibuk, tetap dapat menerima pesan-pesan dakwah? Disamping, bagaimana pula memberi nuansa kesejukan pada informasi yang disampaikan berbagai media cetak, yang jumlahnya semakin bertambah? Persoalan itu, akan terjawab oleh kajian dakwah melalui tulisan di media massa, sebab melalui keutamaan-keutamaan media tulisan, seperti dapat menyebar dalam waktu bersamaan, dapat diarsipkan, dan dapat menembus sementara pihak yang tidak cukup waktu untuk menghadiri pengajian, dan sebagainya.
2. Jurnalistik sebagai Kepandaian Praktis
Jurnalistik sebagai suatu kejuruan dan kepandaian dan merupakan salah satu objek disamping objek-objek lain dalam ilmu publisistik, yang mempelajari seluk beluk penyiaran berita-berita sebagai media komunikasi massa.
Jika publisistik termasuk dalam bilangan kepandaian ilmiah, maka jurnalistik adalah kepandaian praktis. Ia merupakan pekerjaan yang memerlukan bakat dan seni tersendiri. Hal ini dapat dirasakan jika seorang wartawan giat kesana kemari mencari berita, mengumpulkan bahan berita, menyusun dan menyaringnya, memisahkan yang penting dan yang tidak penting, memilih yang interesan, kemudian menyesuaikannya dengan public opinion dan peraturan yang berlaku. Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya diolah, dicetak dan dihidangkan kepada masyarakat pada hari itu atau esok harinya.
Demikianlah, maka jurnalistik nampak jelas titik beratnya sebagai kepandaian dan seni, karena ketika seorang wartawan melaksanakan tugasnya, mulai pada saat meng-cover berita sampai kepada dicetaknya berita itu memerlukan kelincahan tenaga dan fikiran. Demikian juga saat ia membuat tajuk rencana, karikatur, pojok, disalurkannya sesuai dengan nada jiwanya, penanya menari-nari sesuai dengan langgam dan nada hatinya.
3. Perkembangan Ilmu Pers
Ilmu pers adalah suatu ilmu yang masih mudasekali usianya. Lebih kurang 30 tahun belakangan ini orang mencari-cari tempat untuk ilmu pers dalam barisan ilmu pengetahuan yang tua-tua.
Banyak ahli pers mendapatkan landasan baru untuk dijadikan sebagai fundamen bagi wujud pers dan jurnalistik. Sebagaimana dimaklumi bahwa beritalah yang menjadi pokok pangkal dalam kehidupan pers, baru menyusul mesin cetak dan peralatan lainnya. Tanpa berita, tak ada surat kabar.
Apakah sebenarnya yang merupakan berita? Berita adalah pernyataan yang bersifat umum dan aktuil, dibuat oleh wartawan dan disiarkan oleh surat kabar untuk dihidangkan kepada para pembaca.
Negarawan-negarawan seperti Napoleon, Bismarc dan lainnya sama mengakui betapa pentingnya pers dan jurnalistik sebagai media yang ampuh untuk menyampaikan berita. Ada pula yang memandang pers sebagai angkatan ke IV dalam barisan perang dan adapula yang memberikan julukan “Ratu Dunia”.
Di Eropa, ilmu pers bertolak dari publisistik, sedang di Amerika Serikat bertolak dari bidang ilmu radio. Setelah itu para sarjana di Amerika berlomba-lomba memasuki lapangan ilmu mass communication, sehingga nama “Schol of Journalism” banyak yang dirubah menjadi “Schol of Communication”
4. Dasar-dasar Jurnalistik Islam yang dirintis oleh Rasulullah SAW
Bahwa dalam mengembangkan da’wah islam, Rasulullah Muhammad SAW telah memanfaatkan risalah sebagai media komunikasi. Nabi sendiri termasuk buta huruf. Sungguhpun demikian, da’wah secara risalah (surat menyurat) tetap terlaksana berkat bantuan para sahabatnya yang pandai menulis.
Dari kegiatan Nabi dan para sahabat melaksanakan da’wah tertulis terutama yang ditujukan kepada raja-raja, menunjukkan kepada kita bahwa landasan jurnalistik telah diletakkan oleh beliau dengan kondisi dan kemajuan ummat pada waktu itu. Dengan demikian melihat kepada banyaknya jumlah surat yang pernah dikirim oleh Nabi, menunjukkan betapa kesibukan Nabi berda’wah khususnya dibidang risalah, disamping bidang-bidang lainnya.
Ratusan ribu hadits yang berhasil dicatat oleh para ahli hadits adalah berkat jasa-jasa reportase para sahabat. Hadits itu sendiri menurut arti bahasa adalah : berita, kabar, warta, kejadian. Yang dimaksudkan disini adalah segala berita dan kejadian yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Para perawi yang berkecimpung dalam pemberitaan Nabi itu tidak hanya menghafal, menerima dan memindahkan berita secara teratur dan berhati-hati, tetapi mereka juga menseleksi hadits-hadits, hadits yang mana yang dapat dipertanggungjawabkan dan mana yang diragukan kebenarannya.
5. Kemajuan Islam diantar oleh Jurnalistik Islam
Tarikh telah mengungkapkan kepada kita, bahwa perkembangan dan kemeriangan ajaran islam menerobos zaman dan abad serta melewati negeri-negeri dan benua, berkat kerja berangkai dan berantai daripada jurnalis-jurnalis islam. Otak dan syaraf mereka yang disinari taufik dan hidayah Allah mendorong tangan mereka menarikkan penanya diatas kertas. Seni dan kemahiran mereka diabadikan dalam berbagai karya jurnalistik yang bernilai dan berhasil membawa ajaran islam ke jenjang kemajuan dan kemasyhuran dalam bidang filsafat, hokum, sosiologi dan lain sebagainya.
Demikian juga dalam ilmu bintang dikenal nama-nama Al-Batani dan Al-Biruni. Hal ini menunjukkan bahwa sejarah perkembangan islam selalu dikawal oleh kegiatan jurnalistik sebagai media komunikasi mempermaklumkan ajaran-ajaran Allah dan Rasul. Pertumbuhan Islam selalu didampingi kegiatan tulis menulis, karang mengarang yang dilakukan oleh jurnalis-jurnalis Islam dalam bidang dan bakatnya masing-masing seperti : sejarah, tafsir, hadits, dan lain sebagainya.
6. Kesimpulan
Sesungguhnya telah dicapai kemajuan yang pesat dalam berbagai media massa, seperti radio, film dan televise, namun pers dan jurnalistik masih tetap aktuil. Modernisasi percetakan yang kian maju membuat manusia lebih meningkatkan aktifitasnya di bidang pers.
Kita mengakui terus terang bahwa umat Islam kekurangan dalam segi daya dan dana, terutama didalam memiliki mesin-mesin cetak yang terbaru. Tetapi bagaimanapun pengarang-pengarang islam harus diberi jalan dan kesempatan untuk melahirkan dakwah mereka lewat media risalah surat kabar, majalah, dan buku. Hal ini dapat tercapai jika sekelompok ummat rela berkorban dari segi materil membantu penerbitan risalah-risalah. Mungkin cukup banyak mubaligh dan cendekiawan Islam yang dapat mengarang, namun karangan mereka belum tentu tersalur karena terbentur kepada kesulitan logistik.
MAKALAH
“Berdakwah Lewat Tulisan”
Disusun Oleh :
SOENOKO, S.KOM
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada seorang revolusioner Islam yakni Habibana Wanabiyana Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan atas dukungan teman-teman dan juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. karena berkat mereka saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua. Amin.
Sukabumi, Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BERDAKWAH LEWAT TULISAN.............................................................. 1
- Pengertian............................................................................................. 1
- Jurnalistik sebagai Kepandaian Praktis................................................. 2
- Perkembangan Ilmu Pers...................................................................... 3
- Dasar-dasar Jurnalistik Islam yang dirintis oleh Rasulullah SAW....... 4
- Kemajuan Islam diantar oleh Jurnalistik Islam..................................... 5
- Kesimpulan........................................................................................... 6