Beberapa penghargaan bergengsi berhasil diraihnya, antara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005, dan IBF Award 2006. Tak jarang ia diundang untuk berbicara di forum-forum nasional maupun internasional, baik dalam kapasitasnya sebagai dai, novelis, maupun penyair. Seperti di Cairo, Kuala lumpur, Hongkong, dan lain-lain.
Karya-karyanya selalu dinanti khalayak karena dinilai membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi. Di antara karya-karyanya yang telah beredar di pasar adalah Ayat-ayat Cinta (novel fenomenal yang akan dilayarlebarkan, 2004), Pudarnya Pesona Cleopatra (novelet, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (kumpulan kisah teladan yang telah disinetronkan di Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (kumpulan kisah teladan, 2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (Dwilogi, 2007), Dalam Mihrab Cinta (novelet, 2007). Karya yang siap dirampungkan: Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening dan Bulan Madu di Yerussalem.
Lanjutan cerita Ketika Cinta Bertasbih ini masih sangat menarik dari segi cerita. Banyak sekali kejutan-kejutan yang dimunculkan oleh Kang Abik baik kejutan versi kecil maupun kejutan versi besar yang tak terduga sama sekali. Kejutan ini menurut saya [penulis] sangat menarik karena beberapa kasus sangat bertentangan dengan penggambaran karakter yang sangat Islami. Kasus-kasus yang dimunculkan mungkin sangat tidak terduga akan dialami oleh karakter-karakter yang digambarkan sangat taat dengan aturan-aturan agama. Jika di seri pertama, terdapat kasus HIV/AIDS yang pasti secara logika sangat jauh dari kehidupan seorang mahasiswa muslim di Mesir, seri kedua ini juga menampilkan kasus-kasus "mustahil" yang bisa dialami oleh seorang taat beragama seperti karakter-karakter di novel ini. Penulis menjamin, kejutan-kejutan tersebut dapat membuat para pembaca tidak akan melepaskan novel ini sampai halaman terakhir. Perpaduan bab ke bab juga sangat apik dikemas oleh Kang Abik. Ini dapat dilihat dari alur yang rapi dari awal sampai akhir.
Keahlian Kang Abik menulis novel dengan cerita yang bagus dan alur yang tidak terduga pastilah tidak lagi diragukan oleh para pencinta novel Islami di Indonesia. Cerita-cerita bagus tersebut makin menarik minat para pembaca dengan adanya pesan-pesan moral yang lekat didalamnya. Namun, cerita yang bagus juga harus dipadukan dengan teknik pengeditan yang bagus pula. Karena jika tidak, sedikit atau banyak pasti akan mengganggu pembaca.
Hal inilah yang penulis rasakan ketika membaca Ketika Cinta Bertasbih 2. Dibandingkan Ketika Cinta Bertasbih 1, kali ini penulis menemukan banyak sekali typhoo atau salah ketik yang terdapat di novel ini. Selain itu, banyak juga penyebutan nama karakter yang salah. Sebagai contoh, pada situasi di mana hanya ada Husna dan Azzam, di salah satu percakapan Azzam malah menyebutkan nama Anna. Bayangkan ketika Anda tengah menikmati suatu alur cerita yang seru, kemudian nama salah satu karakter di dalamnya salah dengan menyebut nama karakter yang lain. Hal tersebut pastilah sangat mengganggu konsentrasi dan kepuasan para pembaca.
Menurut penulis, novel yang bagus bukan hanya dilihat dari segi cerita namun keseluruhan paket novel di mana di dalamnya juga terdapat teknik pengeditan yang baik. Mungkin novel ini hanya bisa dibilang cukup bagus karena paket sebuah novel yang bagus tidak bisa pembaca dapatkan di novel ini. Menurut salah satu pembaca lain novel ini, hal tersebut mungkin dikarenakan waktu pengerjaan yang hanya 1 bulan. Tapi hal tersebut seharusnya tidak menjadi alasan karena pastinya pembaca tidak akan keberatan menunggu lama untuk sebuah novel dengan paket dan kualitas yang baik.
Download Novel Ketika Cinta Bertasbih Episode 2