YAMAGATA adalah kota kecil di pinggiran Jepang dan hanya dihuni 250 ribu jiwa. Yang menarik, dengan jumlah penduduk yang kecil, mereka mempunyai tradisi yang kuat untuk menggelar festival film.
Kota ini berada di lingkungan bukit. Karena berada di wilayah bukit, bisa dibayangkan Yamagata sangat sejuk. Bagi yang berasal dari daerah tropis, suhu di sana malah cenderung dingin. Suhu mencapai 10 derajat Celcius di semester ketiga setiap tahunnya, menjadikan kota ini tempat wisata yang tidak terlalu ramai. Namun, kenyamanan yang ditawarkan sungguh luar biasa.
Terletak di wilayah utara Jepang ini, bisa dicapai melalui dua jalur transportasi, darat dan udara. Di darat, kita bisa menggunakan bis atau kereta api. Jika ingin nyaman, kita bisa memilih kereta api.
Saat menginjakkan kaki di Bandara Narita, kita mesti mencari kereta api jurusan Tokyo. Kereta api dengan layanan AC dan kondisi gerbong yang bersih membuat para penggunanya merasa nyaman. Setibanya di stasiun kereta api Tokyo, kita mencari lagi kereta api dengan fasilitas sama menunjuk kota Sendai. Jarak Tokyo-Sendai ditempuh dalam waktu empat jam. Dari Sendai, kita berganti lagi kereta api. Kali ini, lebih sederhana, tetapi tetap bersih dengan pelayanan yang profesional.
Dari stasiun kereta api Sendai hingga stasiun kereta api Yamagata, kita membutuhkan waktu tempuh 85 menit. Dari Sendai, kita akan melewati beberapa kota kecil yang indah dengan hamparan sawah dan bukit-bukit. Tousyogu, Kita Sendai, Kitayama, Kunimi, Kuzuoka, Rikuzen Ochiai, Kumagane, Sakunami, Oku Nikawa, Kougen, Yamadera, Takase, Tateyama, Uzen Chitose, Kita Yamagata dan hingga Yamagata menjadi santapan mata dalam perjalanan.
Dari stasiun kereta api, ada jalur transportasi bis, dengan harga tiket sebesar 100 Yen, untuk bisa mengitari kota kecil Yamagata. Ada satu tempat yang paling ramai dikunjungi oleh masyarakat, yaitu jalan Nanoka-machi, sepanjang sekitar tiga kilometer. Jalan ini merupakan pusat ekonomi dan pemerintahan dari pemerintah daerah Yamagata. Bangunan pemerintahan dan pertokoan, menyatu di sepanjang jalan Nanoka-Machi ini.
Di sekitar jalan Nanoka-machi terdapat banyak sekali pusat perbelanjaan kebutuhan sehari-hari. Terutama kebutuhan makanan, pakaian, serta perlengkapan rumah tangga. Semua menjajakan produk barangnya, dengan harga yang sangat bervariasi. Terlebih, setelah digelar festival film dokumenter, kota ini makin hidup. Semua produk yang dijajakan sangat unik, khusus untuk menarik para pengunjung.
Di kota Yamagata, ada beberapa tempat yang sangat menarik untuk bisa dikunjungi dengan jalan kaki. Misalnya saja, di bangunan yang disebut Kyodokan. Kyodokan dibangun pada era dinasti Meiji. Di sini, kita bisa menemukan ringkasan sejarah Jepang dan display-display peralatan medis kala dinasti Meiji berkuasa.
Atau di tempat Bunshokan. Tempat ini merupakan bangunan kuno, yang mengakomodasi bangunan zaman Renaissance Eropa, ditambah dengan sentuhan Asia. Yang menarik dari tempat ini adalah kita bisa menemukan latar belakang sosial dan sejarah politik di kota Yamagata. Umur Bunshokan, setua sejarah negeri matahari terbit. Oleh Dinasti Meiji, tempat ini digunakan untuk kegiatan pendidikan, kegiatan sosial dan aktivitas politik. Dari luar memang tampak bahwa bangunan ini aneh, apalagi berdiri di sebuah kota kecil. Akan tetapi, manakala melangkah masuk ke dalamnya, justru suasana penuh kegiatan pendidikan tengah dilakukan.
Dan ada banyak lokasi lain, yang bisa dikunjungi di sekitar kota Yamagata, ternyata ada beberapa lokasi unik, yaitu museum sejarah Mogami Yosiaki yang didirikan oleh raja kesebelas dari Puri Yamagata, yang bernama Mogami Yoshiaki (1546-1614).
Atau ada lagi tempat yang bisa dijangkau dengan jalan kaki, yakni Higashi Otemon, yang juga merupakan tempat yang pernah didirikan oleh Mogami Yoshiaki. Pada tahun 1991, telah direnovasi dengan dana sebesar 1,1 milyar Yen oleh pemerintahan Jepan. Saya sendiri agak kecewa karena tidak sempat mengungjungi tempat-tempat bersejarah yang pernah didirikan dan menjadi sejarah dari kota Yamagata.
Mungkin seperti negeri dongeng. Terlalu berlebihan memang. Sebab, di kota Yamagata, ada begitu banyak bangunan bersejarah dengan nilainya yang begitu tinggi. Karena masyarakatnya masih mempunyai kesadaran yang tinggi untuk bisa menjaga bangunan dan warisan sejarah yang mereka punyai.
Bisa jadi, menjaga warisan sejarah, entah apa pun bentuknya, barangkali mencerminkan etos sebuah bangsa. Mudah-mudahan ini tidak terlalu berlebihan. Kesan itulah yang mungkin muncul dalam benak siapa saja yang sempat mengunjungi Yamagata.
copy of.............
www.okezone.com.........